3 Juni 2013

Mengungkap Sejarah, 1921-22 Seharusnya Inter Degradasi?

Inter Milan tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang tak pernah terdegrasi ke Serie B. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Interisti. Inter selalu bermain di kasta teratas Italia.

Namun ternyata, di zaman nenek moyang kita, Inter pernah mengalami fase yang sangat buruk. Tepatnya pada musim 1921-22. Inter berada di posisi juru kunci klasemen grup B (peringkat 12) dengan 11 poin dari 22 pertandingan. La Beneamata hanya mampu 3 kali menang, 5 imbang, dan 14 kali kalah. Lihat klasemen akhirnya disini

Fakta ini tiba-tiba saja menjadi perbincangan bagi Juventini akhir-akhir ini. Mereka menyebut Inter seharusnya terdegradasi, namun tak jadi karena ditolong oleh Federasi Sepakbola Italia (FIGC). Benarkah demikian?

 

Mengatakan hal tersebut sepertinya tak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Di musim 1921-22 terjadi dualisme di Liga Italia. Bisa dikatakan sama dengan kondisi di Indonesia saat ini, di mana terdapat 2 kompetisi, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL).

Pada tahun 1921, Inter termasuk salah satu tim yang keluar dari FIGC dan mengikuti liga yang dibentuk oleh C.C.I (Confederazione Calcistica Italiana). C.C.I merupakan organisasi tandingan FIGC (Federazione Italiana Giuoco Calcio) yang dibentuk oleh tim-tim yang meminta rencana pengurangan anggota Liga Italia. Sama seperti KPSI di Indonesia sekarang.

Sejak awal, CCI ini tak jelas format degradasi dan promosinya. Sama halnya saat IPL pertama kali dibentuk, tak jelas apakah ada degradasi. Ingat ini liga tandingan. Tak mungkin langsung ada degradasi.

Nah, meskipun Inter berada di peringkat buncit, memang tak ada degradasi saat itu. Liga CCI ini akhirnya bubar dan dibentuk semacam play-off untuk bermain di musim 1922-23 di kompetisi resmi FIGC.

Inter harus mengikuti fase Spareggi (Babak kualifikasi pen-degradasi-an), dan Inter berhasil lolos kembali bermain di kompetisi teratas Italia setelah mengalahkan SC Italia-Milan 2-0 kemudian Libertas Firenze dengan agregat 4-1 (3-0 & 1-1) di kualifikasi Spareggi tersebut. Inter pun berhak bermain di Primera Divisione 1922-23.

Jadi yang patut digarisbawahi di sini Inter tak pernah degradasi. Di musim tersebut ada dualisme, dan memang pada awalnya tak ada format degradasi-promosi.

Sistem yang digunakan saat itu pun bukan Serie A yang kita kenal sekarang. Ada dua wilayah, utara selatan. Lalu tiap wilayah pun ada beberapa grup. Mungkin mirip dengan sistem Perserikatan dan Galatama di Indonesia dulu.

Serie A dengan format degradasi-promosi baru diperkenalkan di musim 1929-30. Ini format profesional dengan sistem satu wilayah. Dan total Inter telah 96 musim bermain di Serie A tanpa pernah merasakan Serie B.

So, berbanggalah menjadi INTERISTI....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar